"Kami sampai terbang Solo-Jakarta sebanyak tiga kali dalam dua hari untuk mengurus kelengkapan administrasi pernikahan. Bahkan kami pernah ketinggalan pesawat karena terjebak macet tiga jam," kata Rini.
Ia mengaku belum bertemu dengan mertuanya setelah menikah dengan Ezra. Saat ini dirinya fokus mengurus visa agar bisa bertemu mertuanya di Selandia Baru.
"Sekarang saya masih bekerja di Jakarta. Setelah surat selesai diurus, saya akan menyusul Ezra di Australia, lalu menemui mertua saya," ucap Rini.
Ketika ditanya ke mana akan berbulan madu, putri bungsu pasangan Sukiman dan Wagiyem itu mengaku belum ada waktu untuk berbulan madu, apalagi Ezra akan kembali bekerja.
Tentang awal berkenalan dengan Ezra, Rini menceritakan, pertama kali berkenalan dengan suaminya itu di Pantai Kuta Bali setahun yang lalu. Setelah berkenalan, ia sering berkomunikasi dengan Ezra via jejaring sosial Facebook, WA, dan telepon setiap hari.
Komunikasi keduanya berjalan lancar lantaran Rini bisa berbahasa Inggris. Kemampuannya berbahasa Inggris lantaran anak yang diasuhnya berkomunikasi dengan bahasa Inggris.
"Anak yang saya asuh biasa menggunakan bahasa Inggris maka saya bisa berbahasa Inggris," ungkap Rini.
Ia tidak mengingat kapan Ezra menyatakan cinta kepadanya. Hanya saja, ia mengingat saat Ezra melamar dirinya. "Dia melamar saya waktu liburan kedua di Bali, Agustus 2017," ujar Rini.
Setibanya di kampung halaman, kenang Rini, banyak yang minta swafoto dengan Ezra. Tak hanya itu, saat berada di Central Park, banyak perempuan yang meminta foto dengan suaminya.
Saat Ezra mengungkapkan untuk melamarnya, Rini memberikan syarat calon suaminya harus seiman dengan dirinya. Ezra pun akhirnya memutuskan menjadi mualaf dan siap menikahi dirinya.
"Sebelum menjadi mualaf, dia butuh waktu. Akhirnya dia bilang setuju," tuturnya.
Menurut Rini, sebenarnya Ezra menginginkan menikah pada akhir tahun 2017. Namun, keinginannya itu batal lantaran bapaknya mengalami kecelakaan di Solo sehingga pernikahannya ditunda.
Ia menambahkan, saat Ezra dikenalkan kepada keluarganya, kedua orangtuanya keberatan merestui hubungan mereka karena khawatir Rini jauh dari kampung halamannya. Tetapi, ia mampu meyakinkan kepada orangtuanya bagaimana perjuangan Ezra menikahi dirinya hingga menjadi mualaf.
"Orangtua saya takut dan tidak mau saya pergi jauh dari rumah. Tetapi, setelah dijelaskan bahwa saya dan Ezra akan datang menengok ke Wonogiri, akhirnya kedua orangtua saya merestui," jelas Rini.
Rini meyakini Ezra serius dan tidak main-main menikahinya. Hal itu terlihat dari sikap Ezra yang baik, peduli, dan tegas bila dirinya berbuat salah.
Tak hanya itu, saat prosesi ijab kabul, Ezra berjuang untuk menghafalkan teks yang harus diucapkan. Sewaktu latihan di KUA, dia melafalkan ijab kabul dengan lancar. Tetapi, setelah prosesi ijab kabul di rumah, Ezra jadi grogi karena dilihat banyak orang.
"Saking groginya, Ezra akhirnya dituntun saat ijab kabul," kata Rini.
Selain pengurusan administrasi pernikahan, ia sempat menanyakan keseriusan Ezra meminang putri ketiga pasangan Sukiman dan Wagiyem itu.
Selain pengurusan administrasi pernikahan, ia sempat menanyakan keseriusan Ezra meminang putri ketiga pasangan Sukiman dan Wagiyem itu.
"Saat membuat surat pengantar nikah, saya sempat menanyakan kesediaan Ezra untuk menjadi mualaf bila ingin menikahi Rini. Ia menyatakan bersedia menjadi mualaf dan orangtuanya mendukung Ezra menikah dengan Rini," ujar Fitri.
Selain itu, kata Fitri, sebagai kepala desa, ia juga menanyakan kepada Ezra tentang kesungguhannya menikahi Rini. Ia mengkhawatirkan setelah menikah Rini hanya dijadikan mainan.
"Saya sempat tanya, jangan-jangan Rini hanya jadi main-main. Lalu Ezra sampaikan bahwa dia serius," ungkap Fitri.
Bagi Ezra, lanjut Fitri, Rini merupakan cinta sejatinya. Ezra memercayai cinta itu bukan persoalan fisik saja.
"Menurut saya, wajah Rini itu biasa saja. Tapi menurut Ezra, Rini itu cantik dan ia menyukainya. Ia percaya cinta bukan penampilan fisik saja," kata Fitri.
Saat ditanya alasan menikah minggu ini, Fitri mengungkapkan, saat itu Ezra mengatakan bahwa dirinya hanya memiliki izin libur dari perusahaan di Australia bulan ini. Selain itu, visanya juga mau habis.
"Pasca menikah, Ezra mau tinggal bersama Rini di Australia. Rencananya mereka mau membeli rumah di Jakarta," tutur Fitri.
Bagi Fitri, ia melihat sosok Ezra sebagai pria yang baik dan bisa menghargai orang lain.
Ia mencontohkan saat kemarin Ezra sempat menelepon dirinya untuk berpamitan dan menyampaikan ucapan terima kasih.
Tak hanya itu, ibu kandung Ezra adalah seorang aparatur pemerintah setempat yang menyayangi keluarga.
"Di Selandia Baru, ibunya mengangkat sepupunya untuk tinggal di rumahnya," ungkap Fitri.
Menurut Fitri, banyak orang meragukan pernikahan Ezra dan Fitri paling hanya seumur jagung.
Untuk itu, ia meminta keduanya membuktikan bahwa pernikahan dan kisah cinta mereka akan langgeng selamanya.
"Makanya saya minta mereka buktikan," ucap Fitri
0 Response to "Kisah Rini, Gadis Desa yang Nikah dengan Bule Tampan Asal Selandia Baru. Sempat Dibully Dibilang Tua (2)"
Posting Komentar